"Bangun subuh tiap hari? Ogah la yau...!".
Itu barangkali ucapan orang-orang yang malas bangun pada subuh hari. Alasannya,
takut ngantuk siang harinya di sekolah, atau di tempat kerja. Sungguh keliru
pandangan itu. Bangun subuh rutin setiap hari, justru membuat badan segar,
sehat, dan kuat. Kenapa begitu? Logika sederhananya, pagi hari udara masih
bersih, belum banyak polusi udara, sehingga baik untuk paru-paru kita. Di
samping itu embun pagi yang turun pada subuh hari dan menerpa badan kita (jika
kita keluar jalan-jalan atau ke masjid -- pen), akan menyehatkan pori-pori
kulit kita.
Jadi sesungguhnya, membiasakan bangun pagi pada seluruh
anggota keluarga kita, adalah kebiasaan positif yang harus dipelihara. Apalagi
bagi keluarga Muslim, seyogyanya tradisi bangun subuh bukan hal yang asing.
Karena ada perintah sholat subuh yang wajib dilaksanakan oleh seluruh anggota
keluarga yang sudah aqi-baligh (dewasa).
Siapapun tak menyangkal, bahwa bangun pada subuh hari akan
menguntungkan kita dipandang dari sudut manapun. Dari sudut kesehatan, jelas
kebiasaan menghirup udara bersih pada subuh hari, akan menguatkan paru-paru. Di
samping itu, suasana subuh yang nyaman dan bersih itu akan memberi pencerahan
pada jiwa dan otak kita. Buktinya, menghafal pada subuh hari (bagi anak-anak
yang sedang menghadapi ujian sekolah atau ulangan umum) akan lebih mudah
diserap oleh otak.
Dari sudut sosial, orang-orang yang sering bangun subuh dan
sering sholat subuh berjama'ah di masjid, akan menumbuhkan jalinan ikatan
sosial dan persaudaraan yang lebih kokoh, ketimbang melalui pergaulan di luar
masjid. Apalagi bagi pekerja yang sibuk dan jarang berada di rumah pada
waktu-waktu Maghrib dan 'Isya, maka kesempatan bersosialisasi dengan masyarakat
adalah lewat sholat Subuh berjama'ah di masjid. Percayalah, jalinan
persaudaraan lewat sholat Subuh berjama'ah di masjid akan lebih nyaman dan
erat.
Dari sudut ekonomi apalagi, jangan ditanya. Pasti semua
sepakat, yang tidak pernah bangun pagi pasti akan "ketinggalan
kereta". Mereka yang menjual produk jasa atau barang, yang cocok dijajakan
pagi hari, akan lebih mudah meraup rezeki, ketimbang mereka yang bangun agak
siangan. Penarik becak, sopir angkot, penjaja sayur-mayur di pasar, juga
pedagang nasi uduk dan makanan lainnya, pasti akan numpuk dagangannya alias
tidak laku, jika mereka bangun setelah matahari terbit. Agaknya tepat pepatah
Bahasa Inggris yang mengatakan, "early come early serve" yang arti bebasnya,
"yang lebih awal bangun, mereka yang lebih dulu akan meraup
keuntungan".
Selain itu, jika seluruh anggota keluarga bisa komitmen
rutin bangun pagi, biaya listrik akan lebih irit. Sebab kita bisa matikan
lampu-lampu kamar atau ruangan lainnya lebih dini. Ini bukan hanya penghematan
pembayaran listrik, tapi lampu akan lebih awet. Jadi secara tidak langsung
kebiasaan bangun pagi pada dasarnya berdampak pada keuntungan ekonomi yang
cukup signifikan.
Keuntungan bagi keluarga tak kalah besarnya. Jika seluruh
anggota keluarga komitmen bangun pagi, segala urusan (pekerjaan rumah, sekolah
maupun kerja) relatif jadi lebih mudah. Bagaimana tidak? Anak-anak yang
terbiasa bangun pagi, bukan hanya tidak tergesa-gesa dalam menyiapkan pelajaran
dan keperluan sekolah lainnya, tapi juga diharapkan bisa sedikit membantu
beres-beres rumah. Selain itu mereka tak saling berebut ke kamar mandi atau WC
(jika kamar mandi dan WC cuma satu sementara jumlah anggota keluarga relatif
banyak -- pen).
Semua itu bukan hanya menutup peluang ribut-ribut antar
anak-anak yang mau sekolah, tapi sebaliknya melahirkan kebersamaan dan
persaudaraan yang lebih akrab dan hangat. Apalagi sebelum berangkat sekolah
atau bekerja, seluruh anggota keluarga sarapan bareng semeja..., duh nyaman deh!
Bangun subuh hari seluruh anggota keluarga pada hari-hari
libur, so pasti menyenangkan. Cobalah bikin agenda bangun subuh di hari libur,
lalu janji berolah raga bareng-bareng. Lari-lari pagi kek, jalan-jalan kek,
atau sekadar senam kesegaran jasmani di lapangan yang dekat dengan rumah. Kalau
bisa janjian dengan tetangga atau rekan terdekat. Akan lebih baik lagi, bila
dengan teman-teman saling mengingatkan bangun pagi dengan "tahajud/subuh
call".
Karena itu, hendaknya kita tak henti-henti mendorong anggota
keluarga untuk rajin dan rutin bangun subuh hari. Keuntungannya pasti besar,
baik dunia maupun akhirat. Ayo deh kita berlomba-lomba bangun subuh hari. Kalau
perlu yang paling awal bangun diberi hadiah. Itu hanya salah satu kiat untuk
menggairahkan dan menggiatkan kebiasaan bangun subuh hari. Kiat apa saja bisa
kita lakukan, intinya supaya tumbuh semangat berlomba bangun pagi pada seluruh
anggota keluarga kita.
Mau jadi milyader dunia akhirat? Ayo bangun di waktu
fajar, lalu sholat fajar dua raka'at. Karena kata Nabi SAW, "Barangsiapa
yang sholat sunah di waktu fajar, maka dia telah mendapatkan sesuatu yang lebih
baik dari dunia dan seisinya." Yuk berlomba bangun pagi!