-->

Waspada Konsumsi Ikan Yang Terkontaminasi Radiasi Nuklir

Ikan Tuna, Ikan, Laut, Radiasi Nuklir, Fish, Blue Tuna

Waspada Konsumsi Ikan Yang Terkontaminasi Radiasi Nuklir. Masih ingat dengan peristiwa tsunami yang melanda Jepang beberapa tahun lalu? Bencana alam tersebut mengakibatkan meledaknya reaktor nuklir di Fukushima. Dan tahukah anda bahwa ternyata dampaknya radiasinya masih menyebar dan bahkan meluas hingga saat ini? Hal yang menghawatirkan adalah radiasi nuklir yang telah mengkontaminasi ikan di lautan.

Informasi terbaru mengatakan bahwa SEMUA ikan tuna jenis blue-fin yang ditangkap di pesisir California saat ini bersifat radioaktif alias terkontaminasi radiasi nuklir. Saat ini bisa disimpulkan bahwa semua hasil laut yang berasal dari samudera pasifik sekarang berbahaya dan bersifat toxic (mengandung racun).

Berdasarkan info yang dirilis oleh World Truth TV, radiasi nuklir yang ditumpahkan dari Fukushima menjadi salah satu yang terparah dalam beberapa dekade terakhir. TEPCO akhirnya mengakui bahwa radiasi nuklir dari Fukushima masih terus menyebar di Samudera Pasifik dan tidak menunjukkan tanda akan berhenti.

Saat ini ada sekitar dan bahkan lebih dari 450 ton air yang terkontaminasi bahan radioaktif seperti iodine, cesium, and strontium-89 and 90 dari Fukushima Daichi, terus meluas ke perairan Samudera Pasifik setiap harinya.

Seberapa buruk efek radiasi yang terjadi? Ilmuwan Jepang memperkirakan bahwa radiasi nuklir dari Fukushima ini 20 sampai 30 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bom nuklir yang menghantam Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Informasi inilah yang tidak diberitahukan pada anda di stasiun-stasiun TV.

Efek radiasi nuklir terhadap manusia juga bukan main-main. Jika manusia berinteraksi langsung dengan bahan yang terkontaminasi dengan jumlah dosis besar, bisa menyebabkan kerusakan sel bahkan kematian.

Memang sampai sekarang belum ada kepastian atau informasi tentang bagaimana kondisi perairan di Indonesia. Apakah air yang  terkontaminasi radiasi juga mengarah ke perairan kita atau tidak. Yang jelas, hal ini harus di antisipasi oleh pihak yang berwenang atas kondisi perairan dan perikanan kita. Jangan sapai kita terlambat menyadari dan terlanjur mengkonsumsi bahan laut yang sangat berbahaya. Sekian.
Sumber
Back To Top