-->

[Renungan] Apa kabar bapak'ku? Apa kabar Ibu'ku?

Ibu, Ayah, Orang tua, Anak, berbakti, kisah, renungan, sedih, terharu

"Assalamu alaikum, Apa kabar Ibu? Ibu sedang apa? Ibu udah makan belum?” Seberapa sering teman-teman melontarkan pertanyaan itu kepada kedua orang tua? Menelpon Ibu agan-aganwati di sela-sela kesibukan, sekedar untuk menanyakan kabar mereka? Mungkin banyak diantara kita yang menjawab jarang, sangat jarang atau bahkan tidak pernah...Di bawah ini ada sebuah kisah yang bisa menjadi renungan bagi kita semua..jujur, saya saja pengen nangis waktu baca guys..Moga bermanfaat bagi kita semua..monggo..

Tidak terasa waktu berjalan seperti berlari.
Ingin kita bisa memperlambat waktu karena banyak urusan kita yang belum selesai.
Tahu-tahu kita sudah sampai dipenghujung hari dan besok akan dimulai lagi kesibukan rutin yang menghabiskan seluruh waktu kita. Hari-hari bergulir cepat, bulan berganti dan tahunpun terus bertambah jumlahnya.

Ada satu "urusan" yang sering kali kita pinggirkan dalam beragam urusan yang kita anggap lebih penting lainnya, yaitu :: orang tua kita.
Jika kita setiap hari bekerja keras mencari nafkah untuk keluarga kita dan begitu fokusnya kita memastikan bahwa keluarga kita (yang disebut keluarga kini adalah suami/istri & anak-anak kita) bisa makan cukup hari ini. Bahkan seringkali kita memanjakan anak-anak dengan mempersiapkan menu masakan kesukaan mereka.

Tapi, seberapa sering kita mengingat orang tua kita pada hari ini makan dengan menu apa?
Setelah kita berpisah rumah dengan mereka, orang tua sering kita tempatkan sebagai jadwal mingguan yang hanya perlu kita perhatikan saat kunjungan tiba di akhir minggu. Sehingga selama seminggu penuh kita merasa berhak untuk tidak memperhatikan keadaan mereka?

Belum lagi bagi yang tinggal dikota lain, kadang kita lupa menelpon mereka sampai berminggu-minggu dan merasa "cukup" dengan menjadwalkan acara pulang kampung setahun sekali saat Lebaran atau hari besar lainnya.

Sebaliknya, bagi orang tua yang kesepian disana,merasa sangat bahagia jika ditelpon anaknya, bukan kerena anaknya menanyakan kabar mereka, tapi mereka bahagia karena bisa mendengar suara anak yang senantiasa dirindukannya!

Kasih sayang yang teramat dalam yang kita alirkan anak-anak kita sekarang ini dalam bentuk perhatian, mengurusnya dan menjaganya, sedemikianlah orang tua berlaku selama ini terhadap kita sejak kita masih kecil dan belum mandiri.

Bedanya adalah, ketika perhatian kita mulai beralih kepada orang-orang (suami/istri & anak-anak) yang seakan lebih kita cintai daripada orang tua kita, maka berkuranglah perhatian kita pada orang tua kita. Sedang pada orang tua kita, perasaan kasih sayang itu tidak pernah berkurang sedikitpun terhadap anak-anaknya. Keadaanlah yang membuat mereka tidak punya pilihan lain, selain harus ikhlas melepas anak-anaknya pergi mengarungi kehidupannya masing-masing.

Sering kita di'ingatkan oleh para pemuka agama untuk menyayangi orang-tua kita, agar memelihara mereka dengan baik dimasa tuanya dan supaya selalu bersikap lembut pada mereka. Tapi kenyataannnya kesibukkan sering kali membuat kita tidak sempat melakukannya.

Kita sering membelikan istri pakaian yang indah-indah untuk dipakainya supaya dia tampak cantik. tapi seberapa sering kita membelikan ibu kita baju yang indah untuknya. Bukan karena ingin beliau kelihatan cantik, tapi karena ingin melihatnya bahagia menerima tanda kasih dari kita itu.

Betapa seringnya seorang istri berteleponan dengan suaminya untuk berembuk soal urusan rumah tangga. tapi apakah kita merasa perlu menelpon bapak kita untuk menanyakan kabar kesehatannya.
Seberapa sering kita berpelukan dan bercanda ria dengan anak-anak kita setiap harinya,
tapi apakah kita merasa rindu ingin berbicara dan mengobrol dengan bapak/ibu yang sudah sulit diajak berkomunikasi karena usia tuanya.

Padahal sebuah pemberian baju untuk ibu kita, akan membuat hati seorang tua menjadi sangat bahagia. baju hadiah itu bisa jadi menjadi penyulut semangatnya melewati hari-harinya. Kenyataan bahwa anaknya telah memberinya pakaian yang demikian indah (yang mungkin bahkan tidak dibutuhkannya) akan tinggal dihatinya sebagai kehangatan yang mewarnai kesibukan rutinnya. Setiap kali ia membuka lemari pakaiannya beliau diingatkan kembali pada anaknya yang teramat sayang kepadanya.

Sebuah telepon yang menanyakan kabar kesehatannya, akan membuat orang tua merasa begitu bergairah. Lalu mereka akan melanjutkan cerita tentang cucu-cucunya sebanayk-banyaknya pada teman-teman jalan paginya, yang sebenarnya kita ceritakan sedikit saja. Mereka menceritakan tentang anak cucunya dengan tak henti-hentinya sekedar untuk mengekspressikan kebanggaannya pada kita. Telepon berdurasi tak lebih dari 5 menit itu, adalah hiburan yang paling menyenangkan dibanding televisi yang ditontonnya selama bertahun tahun ini sebagai teman sepanjang hari.

Pembicaraan telepon singkat itu akan menjadi kenangan yang indah sampai mereka beranjak ketempat tidur dimalam harinya.
Kiriman makanan dari anaknya pun bisa jadi hadiah terindah yang mereka rasakan. Mereka telah lupa pada rumah-rumah makan yang pernah mereka datangi disepanjang usianya. Bagi mereka makanan terlezat adalah makanan yang datang dari tangan kasih anaknya. Bagi mereka makanan itu merepresentasikan kasih sayang anaknya pada mereka.
Tentu saja tidak semua kita tidak punya waktu untuk orang tua kita. Tidak semua dari kita jarang berkomunikasi dengan orang tuanya.

Tapi jika usia semakin renta dan dunia seakan semakin sepi. Orang tua merasa sangat terhibur dengan apa-apa yang menghubungkannya dengan anak-anaknya.
Orang tua akan sangat berbahagia jika bertemu dengan anak cucunya.
Kenyataannya, sangat mudah memberikan kebahagiaan bagi orang tua kita.
Dengan sedikit upaya dan perhatian kita bisa menghadirkan tawa diwajah bapak ibu kita.
Itu sungguh tak sebanding dengan asa upaya yang telah mereka lakukan disepanjang hidupnya untuk kita.
Sebuah hadiah terindah dan termahal untuk bapak ibu kita tidak pernah cukup untuk mengganti bhakti mereka demi merajut kehidupan kita kini.

Perhatian kita yang tak seberapa itu,
bisa menjadi sangat besar artinya bagi bapak ibu kita.
Hanya dengan melakukan hal-hal yang sangat sederhana & mudah dilakukan itu,
kita bisa menghiasi hati orang tua kita dengan kehangatan rasa bahagia
karena kasih sayang anak-anaknya..

Apalagi jika kita bisa memberikan lebih.. lebih banyak perhatian pada mereka.....

Semoga hari ini jadi hari terbaik bagi semua.


Nah, sekian dulu guys..moga bisa nyadarin kita semua..jangan lupa Like dan komentar yah guys..kalo bisa bagikan link artikel ini di Facebook dan Twitter teman-teman biar banyak yang sadar guys..Thanks ^_^

MOHON KEIKHLASANNYA BUAT KLIK SALAH SATU IKLAN DI BLOG INI YAH GUYS..THANKS ^_^
Back To Top