“Maka aku
katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya
Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu
dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
sungai-sungai’.” (TQS. Nuh: 10-12).
Anif Sirsaeba dalam bukunya “Berani Kaya, Berani Takwa” memberikan penjelasan tentang ayat yang saya kutip diatas. Mari kita belajar bersama.
Beliau mengutip pernyataan Imam
al-Qurthubi rahimahullah tentang ayat diatas, “Dalam ayat itu terdapat
bukti-bukti yang jelas bahwa memohon ampun adalah salah satu penyebab
turunnya rizki dan hujan.”
Juga Imam al-Hafizh Ibnu Katsir
rahimahullah, beliau berkata, “Ayat itu menunjukkan, jika anda bertobat
pada Allah, memohon ampun kepada-Nya, dan mematuhi perintah-Nya, maka
rizki anda akan bertambah, dan anda akan diberi makan dari
berkah-berkah dari langit (hujan), dan buah-buahan dari bumi yang
tumbuh untuk anda, dan hasil-hasil panen yang akan tumbuh, dan tetek
sapi akan penuh susunya, semuanya untuk anda! Dan Dia akan memberikan
kepada anda harta benda, kekayaan dan anak-anak. Dia juga akan memberi
anda kebun-kebun dari segala macam buah-buahan, dan mengadakan
didalamnya sungai-sungai kecil.”
Begitulah tafsir dari dua imam besar
tentang ayat Allah diatas. Allah dengan sangat gamblang melalui lisan
Nabi Nuh ‘alaihissalam menunjukkan kunci sukses kehidupan kita, di
akhirat dan juga di dunia, yaitu dengan selalu memohon ampun kepada-Nya.
Dengan istighfar, pintu rezeki dari bumi dan langit akan terbuka,
rahmat dan barakah akan mendatangi kita. Luar biasa!
Mari kita simak beberapa cerita dari salafush shalih berikut, yang menunjukkan begitu hebatnya kekuatan istighfar.
Suatu hari Umar ibn Khaththab radhiyallahu
‘anhu memanggil orang-orang agar berkumpul di lapangan. Saat itu musim
paceklik lagi dahsyat-dahsyatnya. Penderitaan terjadi dimana-mana.
Karena itulah khalifah mengumpulkan mereka. Mereka diajak menunaikan
shalat Istisqa’ bersama-sama. Dalam shalat istisqa’ itu, semua orang
memohon ampun pada Allah subhanahu wa ta’ala atas dosa-dosa mereka.
Saat semua orang memohon ampun itu, Umar berdoa, “Niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.” Dan Maha Besar Allah, tak
selang berapa lama, hujan pun turun dari langit.
Ada lagi cerita lain yang juga menarik.
Suatu hari ada seseorang datang pada Imam Hasan al-Bashri rahimahullah.
Ia mengeluh tentang musim paceklik. “Mohon ampunlah pada Allah agar
musim paceklik cepat berlalu,” kata Hasan al-Bashri rahimahullah
menasihati.
Di lain hari, ada lagi orang yang datang
padanya, dan memintanya berdoa pada Allah agar menganugerahinya seorang
anak. “Mohon ampunlah pada Allah agar kau segera punya anak,” jawab
Hasan al-Bashri rahimahullah.
Di hari berikutnya, ada lagi orang ketiga
yang datang padanya. Orang itu berkeluh kesah tentang tanamannya yang
tak kunjung berbuah. Apa kata Imam Hasan al-Bashri rahimahullah? Dengan
tegas beliau menasihati, “Mohon ampunlah pada Allah agar tanamanmu
cepat berbuah.”
Mengamati jawaban-jawaban Imam Hasan
al-Bashri rahimahullah itu, salah satu murid beliau bertanya, “Wahai
guru kami, ada tiga orang yang berbeda datang kepadamu dengan keluh
kesah yang berbeda pula, tetapi mengapa anda masih saja menjawab mereka
dengan jawaban yang sama, yakni, mohon ampunlah pada Allah!?”
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah langsung
menjawab, “Aku tidak menjawab hal itu dari diriku sendiri. Allah telah
berfirman dalam Surah Nuh, ‘Maka aku katakan kepada mereka, Mohonlah
ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya
Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan
harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’”
Di akhir tulisan ini, marilah kita simak sabda Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut.
“Barangsiapa
yang senantiasa memohon ampun, Allah akan membuatkan untuknya, untuk
setiap duka cita, sebuah kebahagiaan, dan untuk setiap situasi yang
sulit, sebuah jalan keluar, dan Dia akan menambahnya dengan makanan
dari tempat yang tiada ia sangka-sangka datangnya.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).