PARIS - Pemerintah Prancis mengeluarkan aturan
yang tentunya mengherankan banyak umat Muslim dunia. Mereka melarang
umat Muslim di negeri tersebut melalukan salat di jalanan.
Menurut aturan yang baru saja dikeluarkan, setiap warga Muslim yang
kedapatan salat di jalanan Paris akan ditangkap oleh polisi. Hal ini
tentunya mengundang kontroversi, mengingat Muslim Prancis terpaksa
melakukan salat di jalanan karena kurangnya jumlah masjid yang tersedia.
Minimnya masjid yang tersedia memang membuat umat Muslim Prancis
sulit melakukan salat, tetapi pemerintah bersikeras untuk melarang
mereka tetap melakukan ibadah di jalanan.
Menteri Dalam Negeri Claude Gueant mengatakan, “berdoa (salat) di jalanan melukai sensifitas kebanyakan warga Prancis”.
Gueant yang berasal dari kalangan sayap kanan Prancis memang
dikenal ingin tetap menjaga Prancis yang dikenal sekular. Dirinya pun
merencanakan aturan ini akan segera diterapkan di kota-kota besar di
Prancis lainnya.
Pendapat Gueant yang menilai salat di jalanan ini melukai
sensifitas warga, dikecam keras oleh Syekh Mohamed Saleh Hamza. Hamza
yang memimpin sebuah masjid di utara Paris menilai pemerintah sengaja
memperlakukan Muslim seperti sebuah kawanan ternak.
“Bila mereka (pemerintah) tidak ingin melihat kami berada di
jalanan, sudah sepantasnya mereka menyediakan masjid untuk kami. Apa
yang dilakukan saat ini adalah contoh nyata dimana pemerintah berusaha
mengekang kami dan cara umat Muslim menjalani hidup,” ungkap seorang
warga Paris Abdul Sidiqi seperti dikutip Daily Mail, Sabtu (17/9/2011).
Menanggapi tuduhan enggannya pemerintah menambah masjid di Prancis,
Gueant mengatakan ada sekira 2.000 masjid tersebar di Negeri Napoleon
Bonaparte itu.
Sebagai ganti dari pelarangan penggunaan jalanan, pemerintah
menawarkan sebuah bekas markas pemadam kebakaran di utara Prancis.
Tempat ini akan dijadikan tempat sementara menunggu masjid baru
dibangun.
Sumber :http://www.okezone.com/